KTT ke-18 ASEAN merupakan sebuah momentum yang istimewa karena diselenggarakan di tengah semakin kompleks dan beragamnya tantangan yang dihadapi baik di tingkat nasional, regional, maupun global. Di tengah situasi seperti ini, ASEAN harus mampu menunjukkan arti pentingnya dengan cara menawarkan solusi terhadap tantangan-tantangan tersebut. Demikian salah satu benang merah sambutan Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudoyono, pada acara pembukaan KTT ke-18 ASEAN tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta Convention Centre.
Acara pembukaan, diawali dengan ASEAN Anthem yang dibawakan Elfa Secioria’s Choir, berlangsung singkat namun meriah. Selain para Kepala Negara/Pemerintahan Negara-negara Anggota ASEAN, kecuali Singapura yang sedang melaksanakan Pemilihan Umum, acara Pembukaan juga dihadiri para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Menteri Ekonomi dan Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN, para Duta Besar negara sahabat, serta delegasi dari seluruh Negara Anggota ASEAN.
Dalam sambutannya, Presiden menekankan bahwa dinamika saat ini menyulitkan semua pihak untuk menarik garis tegas antara tantangan-tantangan nasional, regional, dan global. Karena itulah kerja sama yang semakin erat antara ASEAN dengan Mitra Wicara dan pihak-pihak lainnya perlu terus dikedepankan sehingga dapat membantu tercapainya penyelesaian yang lebih komprehensif.
Beberapa tantangan yang saat ini dihadapi ASEAN, lanjut Presiden, adalah mencapai ketahanan pangan dan ketahanan energi. Meningkatnya jumlah penduduk dunia, yang akan mencapai sembilan milyar pada 2045, akan menajamkan kompetisi untuk mendapatkan akses terhadap bahan pangan, air bersih, dan energi. Guna mengantisipasi situasi itu, Presiden RI menghimbau ASEAN untuk memprioritaskan kegiatan penelitian dan pengembangan serta mendorong investasi yang lebih besar di sektor pangan, mempertimbangkan pembentukan sistem cadangan pangan ASEAN untuk membantu meningkatkan taraf hidup petani, serta meningkatkan peran energi terbarukan. Untuk itu, pusat-pusat penelitian energi terbarukan disarankan untuk segera dibangun di Negara-negara ASEAN.
Selain dua tantangan di atas, Presiden mengingatkan masih beragamnya tantangan yang dihadapi bersama seperti perompakan di laut, kejahatan trans-nasional, migrasi dalam jumlah besar, perubahan iklim, bencana alam, serta krisis keuangan.
Presiden juga mengemukakan kembali tiga prioritas Indonesia selama masa kepemimpinan sebagai Ketua ASEAN. Pertama, adalah memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun Komunitas ASEAN. Ke dua, adalah memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya pencapaian pembangunan. Ke tiga adalah perlunya visi “ASEAN pasca 2015” yaitu peran Komunitas ASEAN di antara Komunitas Global Bangsa-Bangsa. Ditegaskan juga oleh Presiden bahwa tiga prioritas di atas harus dilaksanakan berdasarkan prinsip kerakyatan (people centred). Rakyat haruslah menjadi yang pertama dan yang paling mendapatkan keuntungan dari berbagai inisiatif ASEAN. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN akan mempunyai rasa kepemilikan yang sangat kuat terhadap ASEAN, dan minat untuk berpartisipasi di dalamnya.
Setelah selesainya acara pembukaan, para Kepala Negara/ Pemerintahan pada 7 Mei ini akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan lainnya seperti pertemuan Plenary untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama. Seluruh rangkaian KTT ke-18 ASEAN dijadwalkan berakhir pada 8 Mei. (sumber: Dirjen KSA)
0 komentar:
Posting Komentar