Selasa, 31 Mei 2011

Riwayat Hidup

AMBAR WADI

POSITION APPLIED : PROGRAMER

DATA PRIBADI

Tempat, tanggal lahir

: PURWOREJO, 5MAY 1988

Jenis kelamin

: Pria

Status

: Lajang

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Jl. KEBEMBEM 1 No.59 Rt02/21 DEPOK II TIMUR


KODE POS 16417

Telepon

: 085694602272

e-mail

: ambar.wadi@gmail.com

BIDANG KEAHLIAN

SISTEM INFORMASI KOMPUTER

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal
1994 – 2000 : SDN MEKARJAYA 17
2000 – 2003 : SMP YAPEMRI
2003 – 2 006 : SMA YAPEMRI
2008 – Sekarang : Universitas Gunadarma Depok


KURSUS DAN PELATIHAN

2008 LINUX TRANSFER PROTOCOL Jakarta
Aplikasi komputer
2009 GUNADARMA KOMPUTER jakarta
Aplikasi Komputer

HOBY

Otomotif, olah raga, membaca, membuat program.

Lamaran Pekerjaan

depok, 1 juni 2011

Hal : Lamaran Pekerjaan

Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
PT. Hand's Parmantindo

Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong

Dengan hormat,

Bpk. Bambang Satrio, seorang asisten editor di PT. Hand's Parmantindo, menginformasikan kepada saya tentang rencana pengembangan Departemen Finansial PT. Hand's Parmantindo.
Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankan saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung dalam rencana pengembangan PT. Hand's Parmantindo.

Mengenai diri saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :

Nama : Ambar Wadi
Tempat & tgl. lahir : Purworejo, 11 MAY 1988
Pendidikan Akhir : SMA
Alamat : Jln. Kebem-bem raya I No. 59 Rt/Rw.02/21 Depok II timur

Kode Pos : 16417

Telepon, HP, e-mail : 085694602272, ambar.wadi@gmail.com
Status Perkawinan : lajang

Saat ini saya bekerja di PT. Flamboyan Bumi Singo, sebagai staf akuntasi dan perpajakan, dengan fokus utama pekerjaan di bidang finance dan perpajakan.

Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :

  1. Daftar Riwayat Hidup.
  2. Foto copy ijazah SMA.
  3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan.
  4. Pas foto terbaru.

Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.

Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.


Hormat saya,



Ambar Wadi


AMBAR WADI

POSITION APPLIED : PROGRAMER

DATA PRIBADI

Tempat, tanggal lahir

: PURWOREJO, 5MAY 1988

Jenis kelamin

: Pria

Status

: Lajang

Agama

: Islam

Kewarganegaraan

: Indonesia

Alamat

: Jl. KEBEMBEM 1 No.59 Rt02/21 DEPOK II TIMUR


KODE POS 16417

Telepon

: 085694602272

e-mail

: ambar.wadi@gmail.com

BIDANG KEAHLIAN

SISTEM INFORMASI KOMPUTER

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal
1994 – 2000 : SDN MEKARJAYA 17
2000 – 2003 : SMP YAPEMRI
2003 – 2 006 : SMA YAPEMRI
2008 – Sekarang : Universitas Gunadarma Depok


KURSUS DAN PELATIHAN

2008 LINUX TRANSFER PROTOCOL Jakarta
Aplikasi komputer
2009 GUNADARMA KOMPUTER jakarta
Aplikasi Komputer

HOBY

Otomotif, olah raga, membaca, membuat program.

Minggu, 08 Mei 2011

Pembukaan KTT Ke-18 ASEAN, Jakarta, 7 Mei 2011

KTT ke-18 ASEAN merupakan sebuah momentum yang istimewa karena diselenggarakan di tengah semakin kompleks dan beragamnya tantangan yang dihadapi baik di tingkat nasional, regional, maupun global. Di tengah situasi seperti ini, ASEAN harus mampu menunjukkan arti pentingnya dengan cara menawarkan solusi terhadap tantangan-tantangan tersebut. Demikian salah satu benang merah sambutan Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudoyono, pada acara pembukaan KTT ke-18 ASEAN tanggal 7 Mei 2011 di Jakarta Convention Centre.

Acara pembukaan, diawali dengan ASEAN Anthem yang dibawakan Elfa Secioria’s Choir, berlangsung singkat namun meriah. Selain para Kepala Negara/Pemerintahan Negara-negara Anggota ASEAN, kecuali Singapura yang sedang melaksanakan Pemilihan Umum, acara Pembukaan juga dihadiri para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para Menteri Ekonomi dan Menteri Luar Negeri Negara Anggota ASEAN, para Duta Besar negara sahabat, serta delegasi dari seluruh Negara Anggota ASEAN.

Dalam sambutannya, Presiden menekankan bahwa dinamika saat ini menyulitkan semua pihak untuk menarik garis tegas antara tantangan-tantangan nasional, regional, dan global. Karena itulah kerja sama yang semakin erat antara ASEAN dengan Mitra Wicara dan pihak-pihak lainnya perlu terus dikedepankan sehingga dapat membantu tercapainya penyelesaian yang lebih komprehensif.

Beberapa tantangan yang saat ini dihadapi ASEAN, lanjut Presiden, adalah mencapai ketahanan pangan dan ketahanan energi. Meningkatnya jumlah penduduk dunia, yang akan mencapai sembilan milyar pada 2045, akan menajamkan kompetisi untuk mendapatkan akses terhadap bahan pangan, air bersih, dan energi. Guna mengantisipasi situasi itu, Presiden RI menghimbau ASEAN untuk memprioritaskan kegiatan penelitian dan pengembangan serta mendorong investasi yang lebih besar di sektor pangan, mempertimbangkan pembentukan sistem cadangan pangan ASEAN untuk membantu meningkatkan taraf hidup petani, serta meningkatkan peran energi terbarukan. Untuk itu, pusat-pusat penelitian energi terbarukan disarankan untuk segera dibangun di Negara-negara ASEAN.

Selain dua tantangan di atas, Presiden mengingatkan masih beragamnya tantangan yang dihadapi bersama seperti perompakan di laut, kejahatan trans-nasional, migrasi dalam jumlah besar, perubahan iklim, bencana alam, serta krisis keuangan.

Presiden juga mengemukakan kembali tiga prioritas Indonesia selama masa kepemimpinan sebagai Ketua ASEAN. Pertama, adalah memastikan tercapainya kemajuan-kemajuan penting dalam membangun Komunitas ASEAN. Ke dua, adalah memastikan terpeliharanya tatanan dan situasi di kawasan yang kondusif bagi upaya pencapaian pembangunan. Ke tiga adalah perlunya visi “ASEAN pasca 2015” yaitu peran Komunitas ASEAN di antara Komunitas Global Bangsa-Bangsa. Ditegaskan juga oleh Presiden bahwa tiga prioritas di atas harus dilaksanakan berdasarkan prinsip kerakyatan (people centred). Rakyat haruslah menjadi yang pertama dan yang paling mendapatkan keuntungan dari berbagai inisiatif ASEAN. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat di negara-negara anggota ASEAN akan mempunyai rasa kepemilikan yang sangat kuat terhadap ASEAN, dan minat untuk berpartisipasi di dalamnya.

Setelah selesainya acara pembukaan, para Kepala Negara/ Pemerintahan pada 7 Mei ini akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan lainnya seperti pertemuan Plenary untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama. Seluruh rangkaian KTT ke-18 ASEAN dijadwalkan berakhir pada 8 Mei. (sumber: Dirjen KSA)

Speech By President of Indonesia at the Opening of the 18th ASEAN Summit

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Peace be upon you, and may Allah bless you all.

Your Excellencies, Head s of States and Heads of Government of the member countries of ASEAN,
Your Excellencies, Secretary General of ASEAN and the Ministers of ASEAN,
Distinguished Heads of State Institutions of the Republic of Indonesia,
Your Excellency, Heads of the ASEAN Parliament Delegations, Representatives of Civil Society Organizations, and Representatives of the Youths of the ASEAN,
Your Excellencies, Ambassadors of friendly states, and Heads of International Organizations,
Distinguished Guests,
Ladies and Gentlemen,

With a deep feeling of gratitude to the Almighty Lord, for his Generosity, on this historic day, we have been granted this opportunity to gather here at the opening ceremony of the 18th ASEAN Summit.

On behalf of the people, and Government of the Republic of Indonesia, permit me to greet to Indonesia, their Excellencies Heads of States and Heads of Governments of friendly States, who have traveled from the ASEAN region. Your Excellencies’ presence today demonstrates the close relations between our countries in our region. It is my sincere hope that your presence today will serve as historic momentum for greater future cooperation.

Ladies and Gentlemen,

The 18th ASEAN Summit convened this year posses an important meaning for us in facing the new challenges and produce the solutions necessary.

In the beginning of the 21st century, we face many complex, various and transnational challenges. The shifting of geopolitical powers continues to unfold in a dynamic manner.

Various challenges in traditional security continue to haunt us as non-traditional security issues also arise.

The global economic fluctuations that have occurred also deeply impact all nations.

No doubt, it becomes more difficult to differentiate these issues from domestic, regional and global issues.

So too are the bilateral issues and multilateral issues. For that matter, we cannot face these challenges merely at the national level, but instead produce solutions that are more comprehensive, and cooperation that are more intense amongst countries in the South East Asian region.

We need to continue enhance cooperation between nations, be it intra regional and inter regional and also set at the global forums

History recalls that as one of the pioneers of regional integration in the world, ASEAN was established based on the strong desire to establish peace, building Consensus, promoting stability, through regional cooperation and integration.

We realize that to ensure peaceful and stable East Asia region, we must ensure stability and security in our region.

ASEAN is responsible to responding to dynamic conflict that may influence the image of ASEAN and sustainable peace in our region. If conflict occurs, ASEAN must be capable of facilitating a forum for diplomacy and open dialogue with the intent of attaining common peace.

All these efforts, we have outlined in the blue print for ASEAN Political Security. It becomes our responsibility to act upon these commitment and agreements we have agreed upon.

Ladies and Gentlemen,

At this moment and the way forward, we are faced with the challenges of food security and energy security.

In this global situation, the world population is expected to grow fast from seven billion and will reach nine billion by 2045. Nations on this Earth will face a competitive situation for the scarce resources of daily needs.

The competition for energy, for food, and for clean water will become part of the global competition.

We need not to forecast what would happen in ten or twenty years in the future, we are already facing food and energy price fluctuations that attend to continue rising globally.

Food security will be a great challenge for ASEAN. For that reason, we will need clear and evident cooperation amongst ASEAN, with a special emphasis on programs on securing food supply for the people. One of the quick responses that we must take is, establishing an ASEAN Integrated Food Security Framework that is comprehensive, particularly in research and development, and also investment in food security. More specifically, we must attend to the formulation of a food reserves system in ASEAN and also one that assist farmers from escaping poverty.

Just as important in overcoming food security is the need to ensure energy security. The challenge we face is producing an innovative solution. Sources of new and renewable energy is greatly needed, to increase the available supply of energy sources, reducing energy consumption that. Negatively impacts the environment.

Furthermore, the application of renewable energy and the implementation of the program of ASEAN Energy Efficiency and Conservation, should promote the economic and social development in countries in ASEAN.

ASEAN needs to strengthen cooperation on renewable energy sources and alrnative enerny, including hydro-power and geo-thermal. One way to acieve that is the development of research centers and renewable energy in our region.

We must give serious attention and take concrete measures to address the soaring of food prices and world energy, which in turn will negatively affect the prosperity of our people. History shows that the rise of food and energy prices usually cause has always caused the increase in the number of people living in poverty. Yet we know very well that decreasing the poverty level is not an easy task.

Ladies and Gentlemen,

Beside food and energy problem, we are well aware of the continuing armed conflicts in various part fo the world. Conflict in Libya is not yet ended. Political turmoil in the Middle East is persisiting, compunded by the spread of violence. In international waters, hijacking and piracy are getting critical. And we are also confronterd by the international crime syndicates and terrorism.

We have just passed the period of global economic and fianncial crisis that has yet to recover. At the same time, we have to deal with the climate change problem that has been causing damages in littoral and island states, and other countries. We can no longer argue that human migration in large number continues to take place, irregularly and illegally, so that it creates many political, social, security problems, not only in countries of destination, but also in transit countries.

Other serious challenge is concerning disaster striking quite frequently in our region. We realize that our region is prone to disaster. An example of this is the the earthquake and tsunami that struck the eastern part of Japan just two months ago. Thousands of people perished and unaccounted loss of property and infrastructure. That reminds us of the tsunami that devastated Aceh seven years ago where thousands of people lost their lives and huge material loss.

In tackling natural disaster, I am of the view that two main points should be considered.

First, we must enhance the capacity and coordination at the regional level, through the establishment of ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).

And second, we must intensify joint exercise in disaster management, such as the ASEAN Regional Forum Disaster Relief in Menado in March, jointly chaired by Indonesia and Japan.

Ladies and Gentlemen,

What I just explained is only an illustration of the present state of the world. And that is the portrait of our region at present. In the world like this, the ASEAN countries just cannot stay idle. We muts enhance a multidimensional cooperation both internally among ASEAN members and our cooperation with our dialogue partners as well as with countries from other region. And more than that, ASEAN must be responsive to the reality that continues to change. We must be able to resolve and overcome the challenges as well as to seize the opportunities available within and outside our region.

Having this in mind, as the Chair of ASEAN, Indonesia identifies three main priorities over which we have to exert extra efforts.

First, we have to ensure the attainment of concrete progress in realizing the ASEAN Community.

Second, we have to esnure the maintenance of order and condition in the region favourable for the achievement of development objectives, through East Asia Summit while maintaining the centrality of ASEAN; and

Third, we have to ensure successful discussion on the urgent need for a “post 2015 ASEAN” vision, namely the role of ASEAN Community in a global community of nations. This means that God willing, by the time we achieve an ASEAN Community in 2015, we are well equipped in elevating ASEAN’s role to meet the global challenges ahead of us. Delicate challenges for our future generation.

We will work hard to achieve those three priorities, based on the premise that all our endeavours will be of people-centred charateristic. All societies in ASEAN must be engaged, in order to develop sens of ownership and strong will to participate. Our people will be central and they will benefit the most from our initiative.

Ladies and Gentlemen,

This year, under Indonesia’s Chairmanship, together we have made meaningful progress in realizing our three priorities as mentioned earlier. In the midst of rapid changes in our regional architecture, I hope our Summit could agree on steps towards the East Asia Summit. We share the hope that the East Asia Summit will make further contributions to the promotion of a stable and peaceful region that brings prosperity to all of us.

In financial sector, one of our achievements is the launching of a joint website involving seven stock exchange from ASEAN member countries. This is aimed at enhancing blue-chip equity in our regional for global investors. This is the first step towars markets conenctivity in ASEAN. At the same time, soon we will fully implement credit guarantee and investment facilities at the amount of US$700 million. Our Finance Ministers have also joint hands to attain ASEAN Infrastructure Fund in order to support infrastucture development in our region.

Of course, it does not end there. There remains a lot that we have to do and work on together. We must make sure that the Master Plan on ASEAN Connectivity can be implemented effectively. In this regard, Indonesia is in the process of finishing the Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (Master Plan for Acceleration and Expanded Economic Growth of Indonesia/MP3EI), in order to boost the development of six economic corridors in Indonesia. I believe that what Indonesia is planning to do will boost the national economy and intra-Indonesian connectivity, as well as awaken ASEAN’s economy and speed up the construction of ASEAN connectivity.

Ladies and Gentlemen,

In the dynamic ASEAN region, in order to elevate the living standard and the people’s prosperity, we still have to do a lot of things. We have to work hard to empowering and enhancing small and medium entreprises. We have to further develop intra-ASEAN trade, investment and tourism. And we have to further enhance our cooperation with ASEAN dialogue partners for better benefits.

We need to launch more endeavour to promote people-to-people interaction. The ASEAN Leaders’ Dialogue with the ASEAN Interparliamentary Assembly, representatives of Civil Society Organizations and youth representatives within this summit is part of our effort to make ASEAN as an organization that is people-oriented and people-centered. That is our goal. That is our hope. A new hope for the ASEAN Community.

Ladies and Gentlemen,

Before concluding this speech, I have to convey my gratitude and pride, for from this time onward, more and more countries want to enhance their relations and cooperation with ASEAN. This emphasizes that ASEAN has gained more recognition as one of the successful regional organizations in the world. We have gained valuable experience and learned a lot of lessons in the last forty years of our cooperation. Therefore, there are actually a lot of things that we can offer to other regions and nations outside of our region.

Currently, the eyes of the world are directed towards ASEAN, where we grow, develop, and advance together. This reality has to become our inspiration to work even harder; to attain ASEAN Community in 2015, and make the partnership between us more contributive in resolving global issues.

Once again, let us enhance our cooperation. Let us involve our people in building the ASEAN region, so that the lives of the people in this region become more secure, more safe, more peaceful, more harmonious, and more prosperous. Therefore, I truly hope that this year’s ASEAN Summit can become a bridge towards the success that we all wish for. Once again, let us realize:

”ASEAN : One Vision, One Identity, One Community”.
Thank you.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabakatuh
Jakarta, 7 May 2011

PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Mitra Wicara Penuh ASEAN

ASEAN-AMERIKA SERIKAT (AS)

ASEAN dan Amerika Serikat telah memulai kerja sama kemitraannya sejak tahun 1977. Melalui Joint Vision Statement on ASEAN–US Enhanced Partnership dengan Plan of Action 5 tahunannya (2006-2011) pada bulan Desember 2006, untuk pertama kalinya kerja sama ASEAN-AS memiliki payung kerja sama dan rencana aksi yang bersifat komprehensif sebagai komitmen kerja sama ke depan. Sejak tahun 2009, telah dikelompokkan kembali prioritas kerja sama ASEAN-US Enhanced Partnership dalam 8 bidang sesuai ketiga pilar dalam masyarakat ASEAN, yaitu:
Political and Security: 1) Transnational Crime, including Counter Terrorism, 2) Capacity Building for Good Governance, the Rule of Law and Judiciary Systems and Human Rights Promotion; Economic: 3) Economic Programs, 4) Finance Cooperation; Socio-Cultural: 5) Science and Technology, 6) Disaster Management, 7) Environment, Climate Change, Food and Energy Security, 8) Education, including Scholarship and Training Programs.

Komitmen kerja sama strategis lain adalah the ASEAN-US Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism, yang ditandatangani pada tahun 2002 dan the ASEAN-US Trade and Investment Framework Arrangement (TIFA) yang ditandatangani pada tahun 2006. Mekanisme kerja sama di bidang pembangunan dan ekonomi perdagangan yang telah well established antara lain adalah ASEAN-US Cooperation Plan (ACP) dan ASEAN Development Vision to Advance Economic Integration (ADVANCE). Sebagian besar dana implementasi ACP dikoordinasikan melalui USAID.

Dalam pelaksanaan joint actions dari ASEAN-US PoA telah berhasil diluncurkan Fulbright’s ASEAN Visiting Scholars Program untuk pejabat pemerintah, akademisi dan peneliti yang ingin mengkaji isu-isu mengenai hubungan ASEAN-Amerika Serikat. Di bidang ekonomi, ASEAN-US Technical Assistance and Training Facility di Sekretariat ASEAN telah menyelesaikan program tahap I dengan berbagai pengkajian dan workshop mengenai nomenklatur tarif dan ASEAN Single Window dan berbagai workshop, training serta kegiatan lain di bidang IPR yang diorganisir oleh US Patent and Trademark Office dan akan diteruskan dengan tahap II.

Amerika Serikat (AS) merupakan mitra wicara ASEAN pertama yang mengangkat Duta Besar untuk ASEAN, H.E. Mr. Scott Marciel pada tanggal 10 April 2008.

AS telah menandatangani Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) pada Pertemuan Post Ministerial Conference+1 Session with the United States di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009. Pada pertemuan tersebut coordinatorship ASEAN-AS telah diserahterimakan dari Singapura kepada Filipina untuk periode 2009-2012.


ASEAN-AUSTRALIA

Kerja sama ASEAN-Australia dimulai pada tahun 1974 dan semakin meningkat pada berbagai tingkatan seiring dengan ditandatanganinya Joint Declaration on ASEAN-Australia Comprehensive Partnership pada tahun 2007 dan Plan of Action yang mencakup kerja sama di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan sosial budaya yang berlaku untuk periode 2008-2013. ASEAN-Australia-New Zealand Commemorative Summit pada tahun 2004 telah lebih lanjut menekankan komitmen ASEAN dan Australia untuk memperkuat kerja sama.

Dalam bidang politik, komitmen Australia untuk mempererat kerja sama ditandai dengan aksesi Australia ke dalam Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia pada tahun 2005 serta dengan penandatanganan ASEAN-Australia Joint Declaration on Counter Terrorism pada tahun 2004 guna menciptakan stabilitas serta keamanan di kawasan.

Perkembangan terakhir kerja sama ekonomi ASEAN-Australia adalah ditandatanganinya ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) pada tanggal 26 Februari 2009 di sela-sela KTT ke-14 ASEAN, di Thailand. Kerja sama ekonomi juga didukung oleh ASEAN-Australia Development Cooperation Programme (AADCP) Tahap I (2002-2008) yang bertujuan untuk membantu integrasi ekonomi ASEAN. Program AADCP I ini telah berakhir pada bulan Juni 2008 dan Australia kemudian melanjutkannya dengan AADCP II (2008-2015) yang telah ditandatangani pada Juli 2009.

Di bidang sosial dan kebudayaan, Australia memiliki keinginan kuat untuk melakukan kerja sama di bidang penanggulangan bencana alam, penanganan terhadap penyebaran penyakit menular, pembangunan untuk mempersempit kesenjangan di ASEAN serta di bidang pendidikan.

Australia telah mengangkat Duta Besar Ms. Gillian Bird sebagai Duta Besar pertama Australia untuk ASEAN pada tanggal 17 September 2008 yang memperlihatkan komitmen Australia dalam meningkatkan hubungan ASEAN-Australia serta dukungan terhadap Komunitas ASEAN 2015.

Pada pertemuan ASEAN-Australia Ministerial Meeting sebagai rangkaian dari the 42nd ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conferences (PMC)/16th ASEAN Regional Forum di Phuket, Thailand pada tanggal 17-23 Juli 2009, telah diadakan pengalihan fungsi coordinatorship hubungan kemitraan ASEAN-Australia dari Thailand kepada Singapura.


ASEAN-CHINA

Hubungan kerja sama ASEAN-China telah dimulai secara informal pada tahun 1991. China dikukuhkan menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada ASEAN Ministerial Meeting ke-29 di Jakarta tahun 1996.

Kerja sama kemitraan ASEAN dan China semakin meningkat ditandai dengan diadopsinya berbagai dokumen penting, antara lain: Joint Declaration of the Heads of State/Government of the Association of the Southeast Asian Nations and the People’s Republic of China on Strategic Partnership for Peace and Prosperity pada KTT ke-7 ASEAN-China di Bali, tahun 2003; Plan of Action of the ASEAN-China Joint Declaration on Strategic for Partnership for Peace and Prosperity di Vientiane, tahun 2004 serta Joint Statement of ASEAN-China Commemorative Summit di Nanning, tahun 2006.

Prioritas bidang kerja sama ASEAN dan China meliputi: pertanian, energi, informasi dan teknologi komunikasi (ICT), sumber daya manusia, mutual investment, Mekong development, transportasi, budaya, pariwisata dan kesehatan publik. Para Pemimpin ASEAN dan China pada KTT ke-11 ASEAN-China, di Singapura, bulan November 2007, sepakat untuk menambah isu ‘lingkungan hidup’ sebagai prioritas bidang kerja sama yang ke-11.

Di bidang ekonomi, kerja sama ASEAN dan China mengalami peningkatan. Volume perdagangan ASEAN dan China meningkat tiga kali lipat dari USD 59,6 milyar di tahun 2003 menjadi USD 171,1 milyar di tahun 2007. Dari tahun 2003 sampai 2007, total perdagangan ASEAN-China mengalami peningkatan 30% per tahun, pertumbuhan ekspor mencapai 28% dan impor 32%. Sementara itu, pada periode yang sama kumulatif aliran Foreign Direct Investment (FDI) dari China ke ASEAN mencapai USD 3,6 milyar. Tahun 2007, investasi ASEAN dan China meningkat menjadi USD 48,9 milyar. Pada tahun yang sama juga, total nilai perdagangan ASEAN dan China mencapai 13,7% dari total nilai perdagangan global atau hampir setengah dari total nilai perdagangan Asia.

Pada November 2002, ASEAN dan China menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation untuk mendirikan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). ASEAN dan China sepakat untuk merealisasaikan ACFTA pada tahun 2010 untuk Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan China, dan tahun 2015 untuk Kamboja, Laos, Myanmar dan Viet Nam. Negosiasi Agreement on Trade in Goods dan Trade in Service telah diselesaikan pada tahun 2004 dan 2006, dan mulai diimplementasikan sejak Juli 2007.

Pada tanggal 31 Desember 2008, China telah menunjuk H.E. Mrs. Xue Hanqin sebagai Duta Besar China untuk ASEAN. Country Coordinator hubungan ASEAN-China untuk tahun 2009-20012 adalah Vietnam.


ASEAN-INDIA

India menjadi mitra wicara penuh ASEAN pada KTT ke-5 ASEAN di Bangkok, Thailand tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi Mitra wicara sektoral sejak 1992. Pada KTT ke-1 ASEAN-India di Phnom Penh, Kamboja tanggal 5 November 2002 para Pemimpin ASEAN dan India menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi, pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi dan people to people contacts. Komitmen ASEAN dan India tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity and Plan of Action pada KTT ke-3 ASEAN-India di Vientiane, Laos tanggal 30 November 2004.

Sejak menjadi Mitra wicara penuh, India secara aktif berpartisipasi dalam berbagai forum ASEAN seperti ASEAN-India Summit, East Asia Summit, ASEAN Regional Forum (ARF), Post Ministerial Conference (PMC) dan pertemuan badan sektoral.

Selanjutnya, kerja sama ASEAN-India berkembang dan meliputi cakupan yang lebih luas yaitu bidang politik dan keamanan, perdagangan dan investasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi dan komunikasi, pengembangan Sumber Daya Manusia, kesehatan dan farmasi, pertanian, transportasi dan infrastruktur, pariwisata, bioteknologi, usaha kecil dan menengah serta people-to-people contacts. Saat ini ASEAN dan India sedang menjajaki kerja sama untuk mengatasi dampak climate change. Pelaksanaan proyek-proyek di berbagai bidang kerja sama ASEAN-India didanai oleh ASEAN-India Fund.

India telah menunjuk Duta Besar India untuk ASEAN, yaitu H.E. Neelakantan Ravi, yang juga menjabat sebagai Secretary (East), Ministry of External Affairs, India. Duta Besar India untuk ASEAN telah menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Sekretaris Jenderal ASEAN di Jakarta tanggal 7 Januari 2009.

Sejak Juli 2006 hingga Juli 2009, Indonesia telah memegang fungsi country coordinator untuk hubungan kemitraan ASEAN-India. Pada PMC+1 Session with India di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009, Indonesia secara resmi menyerahkan coordinatorship hubungan kemitraan ASEAN-India kepada Kamboja.


ASEAN-JEPANG

ASEAN dan Jepang memulai hubungan dialog informal pada tahun 1973 dan meningkat kepada hubungan formal dengan dibentuknya mekanisme ASEAN-Japan Forum pada bulan Maret 1977. Penguatan kerja sama ASEAN-Jepang ditandai dengan pelaksanaan ASEAN-Japan Commemorative Summit di Tokyo, Jepang tanggal 11-12 Desember 2003 dan ditandatanganinya “Tokyo Declaration for the Dynamic and Enduring ASEAN-Japan Partnership in the New Millennium” serta disahkannya ASEAN-Japan Plan of Action sebagai cetak biru.

Komitmen Jepang terhadap terbentuknya Komunitas ASEAN 2015 ditandai dengan “The New Fukuda Doctrine” dimana mantan PM Yasuo Fukuda menyebutkan Japan and ASEAN are "partners thinking together, acting together" yang diucapkan pada 14th International Conference on the Future of Asia di Tokyo, Jepang tanggal 22 Mei 2008. Pengangkatan H. E. Mr. Yoshinori Katori sebagai Duta Besar Jepang untuk ASEAN berbasis di Tokyo tanggal 17 Oktober 2008 adalah implementasi komitmen tersebut.

Kerja sama politik-keamanan ASEAN-Jepang lebih diarahkan pada penanganan isu-isu non-tradisional seperti terorisme dan maritime security. Dalam isu ekonomi, ASEAN dan Jepang menekankan pada sektor kemitraan ekonomi dan kerja sama di bidang finansial. ASEAN dan Jepang merupakan partner dagang yang penting. ASEAN menyampaikan penghargaan kepada Jepang atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik dalam penanganan isu-isu climate change, Influenza A (H1N1), narrowing development gap dan kerja sama sub-regional.

Dalam pertemuan PMC+1 Session with Japan di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009, Indonesia secara resmi telah menjadi country coordinator hubungan kerja sama ASEAN-Jepang mulai bulan Juli 2009 sampai Juli 2012 menggantikan Laos.


ASEAN-KANADA

Pertemuan formal ASEAN dan Kanada pertama kali dilaksanakan melalui ASEAN Standing Committee (ASC) pada Februari 1977. Komitmen bantuan pembangunan untuk ASEAN berupa ASEAN-Canada Economic Cooperation Agreement (ACECA) ditandatangani pada tanggal di New York, Amerika Serikat 25 September 1981. Sedangkan ASEAN-Canada Joint Cooperation Committee (JCC) dibentuk pada tanggal 1 Juni 1982 sebagai forum dialog bagi ASEAN dan Kanada.

Pada tahun 2006, hubungan kerja sama ASEAN-Kanada mengalami pertumbuhan signifikan dengan 2005-2007 ASEAN-Canada Joint Cooperation Work Plan yang disepakati pada tanggal 27 Juli 2006 dan ASEAN-Canada Joint Declaration for Cooperation to Combat International Terrorism pada tanggal 28 Juli 2006.

Bertepatan dengan 30 tahun hubungan kemitraan ASEAN-Kanada pada tahun 2007, Post Ministerial Conference (PMC)+1 Session with Canada di Manila, Filipina pada tanggal 1 Agustus 2007, telah mengesahkan 2nd ASEAN-Canada Joint Cooperation Work Plan 2007-2010 (ACJCWP). Untuk tahun 2007-2008, Work Plan tersebut diprioritaskan pada kerja sama di bidang-bidang: 1) Counter-Terrorism and Transnational Crimes; 2) Economic Cooperation; 3) Health Security; 4) Interfaith Dialogue; 5) Technical assistance and capacity building with ASEAN Secretariat.

Sebagai implementasi prioritas dalam Work Plan, antara lain telah diselenggarakan ASEAN Workshop on Preventing Bio-Terrorism pada tanggal 12-13 Juli 2007 dan ASEAN Workshop on Forging Cooperation Aamong Anti-Terror Units pada tanggal 23-24 Januari 2008, keduanya dilaksanakan di Jakarta. Implementasi lain adalah ASEAN-Canada Dialogue on Interfaith Initiatives pada tanggal 5-7 November 2008 di Surabaya. Bersama Kanada, Indonesia merupakan co-host dialog tersebut. Dialog tersebut merupakan kegiatan interfaith pertama, baik di ASEAN maupun di antara ASEAN dan mitra wicara. Sedangkan di bidang Hak Asasi Manusia (HAM), telah diselenggarakan Workshop on Supporting the Establishment of a Regional Human Rights Mechanism in ASEAN di Bali pada tanggal 15-17 Mei 2008.

Dalam bidang technical assistance and capacity building with ASEAN Secretariat, Kanada telah memberikan persetujuan atas proposal ACTIV (ASEAN-Canada Cooperation on Technical Initiatives for the VAP/ the Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015) sebagai fasilitas dukungan expertise dari Kanada melalui Sekretariat ASEAN.

Dalam bidang ekonomi, perundingan Trade and Investment Framework Arrangement (TIFA) melalui 3rd ASEAN-Canada Senior Economic Officials’ Meeting (SEOM) sedang berlangsung.

Implementasi ACJCWP tidak dilakukan melalui Special Fund namun melalui mekanisme Canadian International Development Agency (CIDA) dalam kerangka Official Development Assistance (ODA).

Kanada telah menunjuk Duta Besarnya di Jakarta, H.E. Mr. John Holmes, sebagai Duta Besar Kanada untuk ASEAN, pada tanggal 16 Februari 2009.

Sampai saat ini, Kanada belum melakukan aksesi Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC).

Sebagai payung kerja sama ASEAN-Kanada ke depan, telah diadopsi Joint Declaration on the ASEAN-Canada Enhanced Partnership pada PMC+1 Session with Canada, di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009, yang akan diikuti oleh Plan of Action (PoA). Pada Pertemuan tersebut coordinatorship ASEAN-Canada telah diserahterimakan dari Viet Nam kepada Thailand untuk periode 2009-2012.


ASEAN-REPUBLIK KOREA

Kerja sama ASEAN dan Republic of Korea terjalin pertama kali pada tahun 1989 dengan status sectoral dialogue, kemudian menjadi mitra dialog penuh pada tahun 1991. Kerja sama ASEAN-RoK berlandaskan pada Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang disahkan pada November 2004 serta pada Plan of Action (PoA) to Implement the Joint Declaration on Comprehensive Cooperation Partnership yang ditandatangani pada tahun 2005.

Di bidang politik dan keamanan, aksesi RoK pada Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada tahun 2004; kerja sama melalui ASEAN Plus Three Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC+3) dan Senior Officials‘ Meeting on Transnational Crime (SOMTC+3) guna memerangi terorisme dan kejahatan internasional menunjukkan komitmen RoK untuk memperkuat hubungan politik dan keamanan dengan ASEAN.

Di bidang ekonomi, ASEAN dan RoK telah menyelesaikan seluruh perundingan ASEAN-RoK Free Trade Area yang mencakup Agreement on Trade in Goods, Agreement on Trade in Services serta Agreement on Investment. Untuk membantu meningkatkan perdagangan, mempermudah aliran investasi, mendorong kunjungan pariwisata dan pertukaran misi kebudayaan, ASEAN dan RoK, telah meresmikan pendirian ASEAN-Korea Centre pada Maret 2009.

Di bidang sosial dan budaya, kerja sama ASEAN-ROK memberi penekanan pada membantu negara-negara ASEAN dalam mempersempit jurang kesenjangan,; disaster management, perubahan iklim serta ketahanan energi dan pangan.

Penyelenggaraan ASEAN-RoK Commemorative Summit di Jeju Island, RoK pada tanggal 1-2 Juni tahun 2009 dalam rangka memperingati ulang tahun ke-20 ASEAN-RoK Dialogue telah menghasilkan sebuah Joint Statement yang memuat komitmen ASEAN dan RoK untuk semakin mempererat kerja sama di masa depan.

Berkenaan dengan berlakunya Piagam ASEAN dan untuk meningkatkan hubungan kerja sama antara RoK dan ASEAN yang kini telah menginjak tahun ke-20, RoK telah menunjuk H.E. Kim Ho-young, Duta Besar RoK untuk Indonesia sebagai Perutusan Tetap RoK untuk ASEAN pada bulan Desember 2008.

Pada pertemuan ASEAN-ROK Ministerial Meeting sebagai rangkaian dari 42nd ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conferences (PMC)/16th ASEAN Regional Forum di Phuket, Thailand pada tanggal 17-23 Juli 2009, telah diadakan pengalihan fungsi coordinatorship hubungan ASEAN-ROK dari Malaysia kepada Laos.


ASEAN-RUSIA

Rusia secara resmi menjadi mitra wicara ASEAN pada pPertemuan ke-29 AMM/PMC di Jakarta pada bulan Juli 1996. Kerja sama ASEAN-Rusia secara komprehensif baru terbentuk tahun 2005, yaitu sejak ditandatanganinya Joint Declaration of the Heads of State/Government of ASEAN and Russian Federation on Progressive and Comprehensive Partnership, Comprehensive Programme of Action to Promote Cooperation between ASEAN and Russian Federation 2005-2015 dan Agreement between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the Russian Federation on Economic and Development Cooperation.

Kemajuan kerja sama ASEAN-Rusia yang berkelanjutan dalam bidang dialog politik antara lain dapat dilihat dengan adanya penandatanganan Joint Declaration on Partnership for Peace, Stability and Security in the Asia-Pacific Region tahun 2003 dan Joint Declaration on Cooperation to Combat International Terrorism tahun 2004 serta aksesi Rusia pada Treaty of Amity and Cooperation (TAC) in Southeast Asia tahun 2004.

Sebagai acuan bagi kegiatan kongkret dari Programme of Action between ASEAN and Russian Federation 2005-2015, pada Post Ministerial Conference+1 Session (PMC) with Russia di Singapura tanggal 23 Juli 2008 telah diadopsi Roadmap on the Implementation of Comprehensive Programme of Action to Promote Cooperation between ASEAN and Russia 2005-2015.

Pada kesempatan ASEAN Post Ministerial Conference+1 Session with Russian Federation di Phuket, Thailand tanggal 22 Juli 2009 telah ditandatangani Memorandum of Understanding mengenai pendirian ASEAN Centre di Moscow State University of International Relations (MGIMO) oleh Sekretaris Jenderal ASEAN dan Rektor MGIMO. Pusat ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Rusia terhadap ASEAN sehingga dapat mendorong hubungan yang lebih luas antara ASEAN dan Rusia. Pada PMC+1 Session with Russia di Phuket, 22 Juli 2009 tersebut, koordinator ASEAN-Rusia telah diserahterimakan dari Filipina kepada Myanmar yang akan memegang coordinatorship tersebut untuk periode 2009-2012.

Rusia telah menunjuk H.E. Mr. Alexander A. Ivanov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, sebagai Duta Besar Rusia untuk ASEAN. Penunjukan tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan hubungan ASEAN dan Rusia.


ASEAN-SELANDIA BARU

Hubungan kerja sama ASEAN-Selandia Baru diawali pada tahun 1975. Seiring dengan peningkatan kepentingan kedua pihak, ASEAN dan Selandia Baru mempererat kerja samanya dimulai dengan aksesi Selandia Baru pada TAC pada 2005 serta penandatanganan ASEAN-New Zealand Framework for Cooperation 2006-2010, pada Juli 2006. Framework for Cooperation meliputi kerja sama di bidang ekonomi, politik dan keamanan serta people-to-people education and cultural links. .

Beberapa komitmen yang dihasilkan dalam framework tersebut antara lain menyangkut work programme untuk mengimplementasikan Joint Declaration to Combat International Terrorism serta meningkatkan capacity building dalam pemberantasan terorisme dan aktifitas transnational crimes lainnya dengan dukungan dari New Zealand’s Asia Security Fund yang telah dibentuk pada tahun 2006. Kerja sama dalam menanggulangi terorisme juga memanfaatkan mekanisme yang telah ada di ASEAN seperti Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC).

Di bidang ekonomi, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) telah ditandatangani pada Februari 2009. AANZFTA dapat membuka pasar bagi 600 juta orang di wilayah ASEAN, Australia dan Selandia Baru dengan total GDP sebesar USD 2,3 triliun.

Kerja sama ASEAN-Selandia Baru memberikan penekanan pada masalah maritime security, ketahanan energi dan pangan serta penanganan bencana alam.

Selandia Baru tetap menunjukkan komitmennya untuk tetap memperkuat kerja sama dengan ASEAN dan mendukung Komunitas ASEAN 2015, sebagaimana yang tampak dengan penunjukan H.E. Phillip Gibson, Duta Bbesar Selandia Baru untuk Indonesia sebagai Wakil Tetap Selandia Baru untuk ASEAN pada 17 Oktober 2008.

Pada pertemuan ASEAN-New Zealand Ministerial Meeting sebagai rangkaian dari 42nd ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conferences (PMC)/16th ASEAN Regional Forum di Phuket, Thailand pada tanggal 17-23 Juli 2009, telah diadakan pengalihan fungsi coordinatorship hubungan ASEAN-Selandia Baru dari Myanmar ke Malaysia.


ASEAN-UNI EROPA

ASEAN dan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), pendahulu Uni Eropa (UE), telah memelihara hubungan dan kerja sama sejak tahun 1972 melalui Special Coordinating Committee on ASEAN (SCCAN) dan ASEAN Brussels Committee (ABC). Hubungan kemitraan ASEAN-UE diformalkan ketika dalam pertemuan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN ke-10, tanggal 5-9 Juli 1977, disepakati formalisasi hubungan dan kerja sama dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), termasuk dengan Dewan Menteri MEE, Perwakilan Tetap negara-negara MEE dan Komisi MEE. Pada 7 Maret 1980 hubungan ini dilembagakan melalui penandatanganan ASEAN-EEC Cooperation Agreement.

Dalam hal kerja sama politik, ASEAN tetap menjadi saluran utama UE dalam berhubungan dengan Asia. UE telah secara aktif terlibat dalam ASEAN Regional Forum dan bekerja sama secara erat dalam menghadapi tantangan terorisme global guna memberikan kontribusi dalam memerangi teroris.

Dalam hal kerja sama ekonomi, UE merupakan salah satu mitra dagang dan investor utama ASEAN. Dalam rangka meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi antara kedua kawasan, ASEAN dan UE menyepakati pembentukan TREATI (Trans-Regional ASEAN-EU Trade Initiatives) yang merupakan mekanisme dialog kebijakan tentang isu ekonomi dan perdagangan.

Sementara dalam hal kerja sama fungsional dan pembangunan, ASEAN dan UE menyepakati pembentukan READI (Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument) yang merupakan mekanisme/proses dialog kebijakan untuk meningkatkan hubungan ASEAN-UE di sektor non-perdagangan.

Pada pertemuan para Menteri ASEAN dan UE ke-16 di Nuremberg, Jerman, 14-15 Maret 2007, para Menteri menyepakati “Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership” dan “Co-Chairmen’s Statement”.

Pada ASEAN-EU Commemorative Summit di Singapura pada bulan November 2007, para pemimpin kedua kawasan mengesahkan Joint Declaration of the ASEAN-EU Commemorative Summit dan ASEAN-EU Plan of Action untuk mengimplementasikan Nuremberg Declaration on an EU-ASEAN Enhanced Partnership dan daftar indikatif kegiatan rencana aksi.

Pada pertemuan Menlu ASEAN-UE ke-17 di Phnom Penh tanggal 27-29 Mei 2009, Menlu Thailand atas nama ASEAN telah menandatangani “ASEAN Declaration of Consent to the Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by the European Union and European Community”, sementara Perwakilan dari EC dan UE menandatangani “Declaration on Accession to the Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia by the European Union and European Community”. Penandatangan kedua dokumen ini merupakan suatu langkah bagi aksesi UE/EC ke TAC sambil menunggu finalisasi amandemen Third Protocol of the TAC by all High Contracting Parties to the TAC.

Pertemuan tingkat mMenteri di Kamboja tersebut juga mengesahkan Agenda Phnom Penh untuk implementasi Rencana Aksi ASEAN-UE (2009-2010).

Menindaklanjuti diberlakukannya Piagam ASEAN dan didasarkan pada kemitraan ASEAN-UE yang kuat, Komisi Eropa telah menunjuk Duta Besarnya untuk ASEAN. Negara-negara anggota UE lainnya juga mengakreditasikan Duta Besarnya untuk ASEAN sesuai dengan ketentuan dan hukum nasional masing-masing. UE juga menunjuk penasihat khusus pada Delegasi Komisi Eropa di Jakarta untuk memperkuat hubungan dengan ASEAN.



ASEAN-PAKISTAN

Hubungan kerja sama ASEAN-Pakistan dibentuk melalui korespondensi antara Sekjen ASEAN dan Menteri Luar Negeri Pakistan tanggal 27 Juni 1997. Pakistan resmi menjadi mitra wicara sektoral ASEAN pada Inaugural Meeting on the Establishment of ASEAN-Pakistan Sectoral Dialogue Relations di Islamabad, Pakistan tanggal 5-7 November 1997. Pada pertemuan ini disusun Terms of Reference berkaitan dengan ASEAN-Pakistan Joint Sectoral Cooperation Committee (APJSCC). Pertemuan menyepakati beberapa area kerja sama yaitu perdagangan, industri, investasi, lingkungan, ilmu pengetahuan dan teknologi, narkotika dan obat-obatan, pariwisata dan pengembangan Sumber Daya Manusia.

Pada 6 Maret 1999, Pakistan menyampaikan keinginannya untuk menjadi mitra wicara penuh ASEAN. Namun pada Pertemuan Special ASEAN Directors-General di Myanmar, 17-21 Januari 2000, diputuskan bahwa permohonan Pakistan belum bisa dikabulkan karena ASEAN masih ingin berkonsolidasi dengan existing dialogue partnership sehingga memberlakukan moratorium bagi perluasan hubungan kemitraan sejak tahun 1999. Keinginan ini kemudian disampaikan kembali pada pertemuan ke-4 ASEAN-Pakistan Joint Sectoral Cooperation Committee di Jakarta tanggal 3 Juni 2008.

Pada Pertemuan ke-11 ASEAN Regional Forum (ARF) di Jakarta tanggal 2 Juli 2004, Pakistan mengaksesi Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC) dan menjadi anggota ARF ke-24. Pakistan juga telah menandatangani ASEAN-Pakistan Joint Declaration for Cooperation to Combat Terrorism pada pertemuan ke-38 ASEAN Ministerial Meeting/Post Ministerial Conferences di Vientiane, Laos bulan Juli 2005.

asosiasi bangsa-bangsa asia tenggara

ASOSIASI BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA

PEMBENTUKAN

Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima Negara Anggota, yaitu, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Brunei Darussalam bergabung pada tanggal 8 Januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada tanggal 30 April 1999.

Berdasarkan data tahun 2006, kawasan ASEAN memiliki populasi sekitar 560 juta, luas 4,5 juta kilometer persegi, produk domestik bruto hampir US $ 1.100 miliar, dan total perdagangan sekitar US $ 1.400 miliar.

TUJUAN

Deklarasi ASEAN menyatakan bahwa maksud dan tujuan dari Asosiasi adalah: (1) untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan budaya di kawasan (2) untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan supremasi hukum dalam hubungan antara negara-negara di kawasan dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

PERKEMBANGAN

Menjelang abad ke-21, ASEAN menyepakati untuk mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Harapan tersebut dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997. Untuk merealisasikan harapan tersebut, ASEAN mengesahkan Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) dan target tersebut dipercepat menjadi tahun 2015.

Untuk menjadikan ASEAN sebagai Asosiasi yang berdasarkan hukum dan menjadi subyek hukum, telah ditandatangani Piagam ASEAN pada tahun 2007. Setelah diratifikasi oleh 10 negara anggota ASEAN, Piagam ini mulai berlaku pada tanggal 15 Desember 2008.

PIAGAM ASEAN

Setelah melalui proses panjang, pada KTT ASEAN ke-13 di Singapura tahun 2007, negara-negara anggota ASEAN telah menandatangani Piagam ASEAN. Setelah melalui proses ratifikasi di masing-masing Negara Anggota, Piagam ASEAN mulai diberlakukan sejak tanggal 15 Desember 2008. Presiden RI telah menandatangani RUU Pengesahan Piagam ASEAN menjadi UU No. 38/2008 pada tanggal 6 November 2008.

Piagam ASEAN terdiri dari Preamble, 13 Bab dan 55 Pasal beserta lampiran-lampirannya yang menegaskan kembali keberlakuan semua nilai, prinsip, peraturan dan tujuan ASEAN seperti yang telah tercantum dalam berbagai perjanjian, deklarasi, konvensi, traktat dan dokumen-dokumen dasar ASEAN lainnya.

Piagam ASEAN mengubah ASEAN dari asosiasi yang bersifat longgar menjadi organisasi yang memiliki legal personality dan berdasarkan aturan-aturan yang jelas. Selain itu, Piagam juga menegaskan bahwa ASEAN harus menjadi people-oriented organization. Piagam ASEAN mengikat negara-negara anggota dalam melaksanakan berbagai perjanjian yang telah disepakati bersama.

KERJASAMA POLITIK KEAMANAN ASEAN

Kerjasama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan perdamaian khususnya di kawasan dan umumnya di dunia. Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan dilakukan menggunakan instrumen politik seperti Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality/ ZOPFAN), Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation /TAC in Southeast Asia), dan Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (Treaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone/SEANWFZ).

Selain ketiga instrumen politik tersebut, terdapat pula forum kerjasama dalam bidang politik dan keamanan yang disebut ASEAN Regional Forum (ARF).


Beberapa kerjasama politik dan keamanan:

  • Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters/MLAT);
  • Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN Convention on Counter Terrorism/ACCT);
  • Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defence Ministers Meeting/ADMM) yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan melalui dialog serta kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan;
  • Penyelesaian sengketa Laut China Selatan;
  • Kerjasama Pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang, penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak laut, kejahatan internet dan kejahatan ekonomi internasional;
  • Kerjasama di bidang hukum; bidang imigrasi dan kekonsuleran; serta kelembagaan antar parlemen;

Silahkan klik di sini untuk informasi lebih lengkap mengenai kerjasama politik keamanan ASEAN


KERJASAMA EKONOMI ASEAN

Kerjasama ekonomi ditujukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi dengan cara saling membuka perekonomian negara-negara anggota dalam menciptakan integrasi ekonomi kawasan. Kerjasama ekonomi mencakup kerjasama-kerjasama di sektor perindustrian, perdagangan, dan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas di ASEAN (AFTA).

Beberapa kerjasama ekonomi adalah:

  • Kerjasama di sektor industri yang dilakukan melalui Kerjasama Industri ASEAN (ASEAN Industrial Cooperation /AICO);
  • Kerjasama di sektor perdagangan dilakukan dengan pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) melalui
    pemberlakuan Tarif Efektif Bersama (Common Effective Preferential Tariff - CEPT) antara 5-10% atas dasar produk per produk, baik produk ekspor maupun impor guna
    menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara ASEAN;
  • Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara (Free Trade Agreement/FTA);
  • Kerjasama di sektor jasa yang meliputi kerjasama di sektor transportasi dan telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan;
  • Kerjasama di sektor komoditi dan sumber daya alam;
  • Kerjasama di sub-sektor pertanian dan kehutanan;
  • Kerjasama di sektor energi dan mineral;
  • Kerjasama di sektor usaha kecil dan menengah; dan
  • Kerjasama dalam bidang pembangunan.

Silahkan klik di sini untuk informasi lebih lengkap mengenai kerjasama ekonomi ASEAN


KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN

Kerjasama fungsional dalam ASEAN mencakup bidang-bidang kebudayaan, penerangan, pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, penanganan bencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangan narkoba, peningkatan administrasi dan kepegawaian publik.

Beberapa kerjasama fungsional adalah:

  • Kerjasama kebudayaan, penerangan, dan pendidikan, yang kegiatan-kegiatannya berbentuk workshop dan simposium di bidang seni dan budaya, ASEAN Culture Week, ASEAN Youth Camp, ASEAN Quiz, pertukaran kunjungan antar seniman ASEAN, pertukaran berita melalui tv, penyiaran berita dan informasi mengenai ASEAN melalui radio-radio
    nasional, Student Exchange Programme ASEAN, dan pembentukan ASEAN University Network (AUN).
  • Kerjasama pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan;
  • Kerjasama kesehatan, ketenagakerjaan, serta kerjasama pembangunan dan kesejahteraan sosial;
  • Kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup dan bencana alam;
  • Kerjasama sumber daya manusia yang mencakup bidang pemajuan wanita, pemuda, penanggulangan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan obat-obat terlarang (P4GN), pengelolaan Yayasan ASEAN, serta bidang kepegawaian dan administrasi.

Silahkan klik di sini untuk informasi lebih lengkap mengenai kerjasama fungsional ASEAN

HUBUNGAN EKSTERNAL ASEAN

Visi ASEAN 2020 menegaskan ASEAN yang berwawasan ke depan akan memainkan peran penting dalam masyarakat internasional dan memajukan kepentingan bersama ASEAN.
Kerjasama antara Asia Tenggara dan Timur Laut negara telah dipercepat dengan diadakannya pertemuan puncak tahunan antara para pemimpin ASEAN, Cina, Jepang, dan Republik Korea (ROK) dalam proses ASEAN plus Three.

Hubungan ASEAN Plus Three terus diperluas dan diperdalam di bidang dialog dan kerjasama keamanan, kejahatan transnasional, perdagangan dan investasi, lingkungan, keuangan dan moneter, pertanian dan kehutanan, energi, pariwisata, kesehatan, tenaga kerja, budaya dan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi dan teknologi komunikasi, kesejahteraan sosial dan pembangunan, pemuda, dan pembangunan pedesaan dan pemberantasan kemiskinan. Sekarang ini ada tiga belas pertemuan tingkat menteri di bawah kerjasama ASEAN Plus Three.

ASEAN terus mengembangkan hubungan kerjasama dengan Mitra Dialog, yaitu, Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Korsel, Selandia Baru, Federasi Rusia, Amerika Serikat, dan United Nations Development Programme. ASEAN juga meningkatkan kerjasama dengan Pakistan di beberapa daerah kepentingan bersama.

Konsisten dengan tekad untuk meningkatkan kerjasama dengan daerah-daerah berkembang lainnya, ASEAN mempertahankan kontak dengan organisasi-organisasi antar-pemerintah, yaitu Organisasi Kerjasama Ekonomi, the Gulf Cooperation Council, the Rio Group, the South Asian Association for Regional Cooperation, the South Pacific Forum, dan juga melalui Asian-African Sub-Regional Organization Conference.

Sebagian besar Negara-negara Anggota ASEAN juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Asia-Europe Meeting (ASEM), dan East Asia-Latin America Forum (EALAF).

PEMBEBASAN VISA

Pada tanggal 25 Juli 2006 di Kuala Lumpur ke sepuluh Negara ASEAN telah menandatangani Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN mengenai Pembebasan Visa. Persetujuan ini berfungsi sebagai rujukan bagi Negara-negara anggota ASEAN dalam rangka memberikan kemudahan bagi warganya untuk masuk ke negara anggota ASEAN lainnya dengan ketentuan yang telah disepakati. Pemerintah Indonesia sudah meratifikasi Persetujuan dimaksud pada tanggal 22 Mei 2009 (Keppres 19 tahun 2009).

asean

They may have met only for the first time, but that has not stopped them from interacting and exchanging ideas here at the 18th ASEAN Summit. Having enjoyed peace and friendship for at lease a decade, they are also fortunate to be in the middle of booming region, where the economic future also looks bright.

For Nguyen Huu Trung from Viet Nam, the ice was quickly broken on this inaugural experience.

"I see that many of my friends from other ASEAN countries are friendly. We talk, we share and we eat together. We have many new ideas about how to develop the youth movement in particular to make ASEAN prosperity. The only problem is, the time is very short."

Similar sentiments were shared by Mr Liauw Kee Meng from Singapore, and his Bruneian counterpart Ms Ruzanna Zukipli.

"It is very comfortable to work with youth from other Member States. It is an honour to be involved in something so big," said the Singapore delegate. Agreeing, Ms Ruzanna said "We are a mixture of 10 nations with different views, opinions, culture, history, but one identity."

The interests of the delegates also reflected their diversity.

Mr Mazhan B Mujail from Malaysia, for example, wants ASEAN to be a leader of sports and education.

The optimism in the future of ASEAN was also obvious to many of the delegates.

"If ASEAN is to be a Community in 2015, the important factor is to be a good neighbours. To respect as other as we are different, we have to share each others," said Mr Pulawit Wanichsetakul from Thailand.

"I had a lovely time with my new friends from ASEAN countries. We have exchanged our knowledge and experiences," said Sohkiethtisack Kingsada from Lao PDR.

Commenting on the programmes, Myanmar's Dr Tun Tun Oo said "This kind of exchange programme can be enlarged even beyond ASEAN. We will know the knowledge and experience from other countries. It can be positive to unite the position of ASEAN. Such kind of activities can be done regularly."

A common theme which emerged, is the friendship forged over the three days.

"It has been a truly amazing experienced during the past three days. After the meetings with my friends and the leaders, I am convinced that ASEAN is a beautiful regional organisation, with so many beautiful people. Our compliments to the ASEAN Chair, all ASEAN Leaders, and the Secretariat!" said Leon Flores III from the Philippines.

"Three days of gathering and training relating to youth. We are provided with a lot of opportunity to express themselves. We are happy together," said Sok Thevutia from Cambodia.

As for Ms Sherly Mole from Indonesia, she can take pride in how her country had upheld its reputation as a senior member of ASEAN.

"Everything went very smooth and great. All youth delegates were coming with brilliant ideas and formulate their fresh ideas nicely in the Joint Statement. And look at the Leaders responses in our Joint Statement. There were very conducive exchange of views during the meeting. They are great, receptive and supportive."

Similarly, ASEAN's future lies with the young people. We hope they will pass this down through the generations.

Al Qaeda

Al Qaeda leader Osama bin Laden was killed in a firefight with U.S. forces in Pakistan on Sunday, ending a nearly 10-year worldwide hunt for the mastermind of the Sept. 11 attacks.

Bay Ismoyo | AFP | Getty Images
US Marines watch TV as President Barack Obama announces the death of Osama Bin Laden, at Camp Dwyer in Heldman Province in Aghanistan.

"Justice has been done," President Barack Obama declared in a hastily called, late-night White House speech announcing the death of the elusive head of the militant Islamic group behind a series of deadly bombings across the world.

Bin Laden's death is highly symbolic but it was unclear whether it would mark a turning point in the worldwide war against a highly fractured network of militants, or end any sooner the battle against the Taliban in Afghanistan A source familiar with the U.S. operation said bin Laden was shot in the head.

His death was confirmed separately by officials in Pakistan. Jubilant, flag-waving celebrations erupted in Washington and New York.

It was the biggest national security victory for Obama since he took office in early 2009 and could give him a political boost as he seeks re-election in 2012.

Obama may now find it easier to wind down the nearly decade-old war in Afghanistan, begun after the Sept. 11, 2001, attacks on New York and Washington that killed nearly 3,000.

Pakistanis Not Told

But the operation could complicate relations with Pakistan already frayed over U.S. drone strikes in the west of the country and the jailing of a CIA contractor accused of killing two Pakistani men.

A U.S. official said Pakistani authorities were told the details of the raid after it had taken place.

Obama said U.S. forces led a targeted operation that killed bin Laden in a compound in Abbotabad north of Islamabad. No Americans were killed in the operation and they took care to avoid civilian casualties, he said.

Bin Laden and three adult men, including a son of bin Laden were killed along with a woman who was used as a shield by a male combatant, officials said. The operation took under 40 minutes.

A U.S. helicopter was lost due to a mechanical problem and its crew and assault force safely evacuated. The operation was monitored in real-time by CIA Director Leon Panetta and other intelligence officials in a conference room at CIA headquarters in Langley, Virginia, an official said.

Osama Bin Laden
Getty Images
Osama bin Laden in a picture taken in November, 2001.

Senior administration officials said they were finally led to bin Laden after more than four years tracking one of his trusted couriers, and the man's brother, using intelligence obtained from detainees captured after Sept. 11.

They finally identified the men's residence in August 2010, and quickly realized the $1 million, three-story property was far more than the home of two individuals with no discernible source of wealth.

Possible Reprisals

Authorities said bin Laden's hideaway, built in 2005, was about eight times larger than other homes in the area, located when it was built at the end of a narrow dirt road. It had security features including 12- to 18-foot walls topped with barbed wire, internal walls for extra privacy, and access controlled through two security gates.

It had no telephone or Internet connection. Bin Laden's death triggered a travel alert for Americans worldwide, the U.S. State Department said, warning of the potential for anti-American violence.

Thousands of people gathered outside the White House, waving American flags, cheering and chanting "USA, USA, USA." Car drivers blew their horns in celebration and people streamed to Lafayette Park across from the street, as police vehicles with their lights flashing stood vigil.

"I'm down here to witness the history. My boyfriend is commissioning as a Marine next week. So I'm really proud of the troops," Laura Vogler, a junior at American University in Washington, said outside the White House.

Similar celebrations erupted in New York's Ground Zero, site of the World Trade Center twin towers felled by hijacked airplanes on Sept. 11.

A market perception that the death of bin Laden reduced the security risks facing the United States lifted the dollar from a three-year low and raised stock index futures. U.S. crude oil prices also fell.

"Current oil prices are regarded by most analysts as carrying significant risk premium at current levels and good news on the geopolitical front has the potential to move prices back below $100," said Ric Spooner, chief analyst at CMC Markets in Sydney However, some analysts said the market impact would be short lived.

Many Americans had given up hope of finding bin Laden after he vanished in the mountains of Afghanistan in late 2001. Intelligence that originated last August provided the clues that eventually led to bin Laden's trail, the president said. A U.S. official said Obama gave the final order to pursue the operation last Friday morning.

"The United States has conducted an operation that killed Osama bin Laden, the leader of al Qaeda and a terrorist who is responsible for the murder of thousands of men, women and children," Obama said.

Captured Dead

Former President George W. Bush, who vowed to bring bin Laden to justice "dead or alive" but never did, called the operation a "momentous achievement" after Obama called him with the news.

Martin Indyk, a former U.S. assistant secretary of state for near eastern affairs, described bin Laden's death as "a body blow" to al Qaeda at a time when its ideology was already being undercut by the popular revolutions in the Arab world.

Other experts were more cautious.

"It changes little in terms of on-the-ground realities — by the time of his death bin Laden was not delivering operational or tactical orders to the numerous al Qaeda affiliates across the world," said Rick Nelson of the Center for Strategic and International Studies in Washington.

Statements of appreciation poured in from both sides of Washington's political divide.

Republican Senator John McCain declared, "I am overjoyed that we finally got the world's top terrorist."

Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu called the death of bin Laden a "resounding triumph" for Washington and its allies. India said the killing underlined its concern that "terrorists belonging to different organizations find sanctuary in Pakistan," India's home ministry said in New Delhi.

The United States is conducting DNA testing on bin Laden and used facial recognition techniques to help identify him, a U.S. official said on Monday.

The United States is ensuring that bin Laden's body is being handled in accordance with Islamic practice and tradition, a U.S. official said. The New York times reported the body was buried at sea.

Bin Laden had been the subject of a search since he eluded U.S. soldiers and Afghan militia forces in a large-scale assault on the Tora Bora mountains of Afghanistan in 2001.

The trail quickly went cold after he disappeared and many intelligence officials believed he had been hiding in Pakistan.

While in hiding, bin Laden had taunted the West and advocated his militant Islamist views in videotapes spirited from his hideaway.

Besides Sept. 11, Washington has also linked bin Laden to a string of attacks — including the 1998 bombings of American embassies in Kenya and Tanzania and the 2000 bombing of the warship USS Cole in Yemen.

Osama: Jika Saya Mati, Misi Saya Tetap Hidup

PADA tahun 2004, Osama bin laden menawarkan gencatan senjata kepada negara-negara Eropa agar tidak menyerang kaum Muslim.

Dia pun mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) bisa terhindar dari serangan 11 September jika mereka menghentikan askinya untuk mengancam keamanan umat Muslim.

Namun, setelah sekian lama vakum, Osama kembali muncul pada 2006. Kali ini pesannya lebih cenderung ke politik.

Pada Januari 2006, dia memberikan komentar kepada rakyat Amerika, dia mengomentari jajak pendapat yang mengatakan bahwa rakyat Amerika menginginkan penarikan pasukan dari Irak. Dia pun menyarankan para warga Amerika sebuah buku berjudul "Rogue State: A Guide to the World's Only Superpower" yang menawarkan jalan perdamaian.

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini, setelah serangan 11 September, pencarian terhadap Osama semakin mendekati titik terang.

Setelah ditangkapnya Khalid Shaikh Mohammed, yang diduga menjadi otak serangan 11 September, pada Maret 2003, para pejabat di Islamabad dan Washington selalu memberikan pernyataan adanya rumor tertangkapnya Osama bin Laden.

Pasukan AS pun diterjunkan di wilayah perbatasan untuk mencari Osama, para mantan anggota Taliban mengatakan bahwa Osama selama ini selalu berpindah-pindah, dia selalu melakukan perjalanan di wilayah pegunungan dengan sekelompok kecil rombongan pasukan keamanannya.

Osama selalu berjanji berulangkali bahwa dia bersedia mati dalam perjuangannya untuk mengusir Israel dari tanah Yerusalem dan Amerika dari tanah Arab Saudi dan Irak.

"Amerika tidak bisa mendapatkan saya hidup-hidup," demikian pernyataan Osama pada saat wawancara dengan jurnalis Pakistan sesaat setelah invasi AS dimulai di Afghanistan, seperti dilansir Associated Press, Senin (2/5/2011).

"Saya mungkin bisa dimusnahkan, namun misi saya tidak akan pernah berhenti," demikian pesan Osama.(rhs)

Osama bin Laden Telah Lama Wafat (Desember 2001)

Pejabat CIA, Richard Clarke setelah tragedi 11 September (9/11) memberikan pernyataan publik yang dimuat dalam The New Yorker, “Osama tidak saja penyandang dana, dia pun pimpinan. Kita harus mendapatkan orang ini. Dia sedang giat membangun jaringan, semua berada di bawah kendalinya.”

Clarke bersama rekannya John O’Neill turut menggelembungkan nama Osama bin Laden sebagai buruan paling dicari. Bush pun turut melakukan ‘marketing’ gratisan sosok putera Arab itu.

Sementara itu, John O’Neill membuat sebuah siklus global bagi rencana-rencan mereka berdua, menghubungi berbagai rekan tersembunyi di banyak negara untuk memunculkan dugaan adanya aktifitas jaringan teroris Osama di negara-negara itu. Saat Clarke getol mengkampanyekan keamanan nasional dari teroris, O’Neill berkeliling dunia, mengkoordinasi kisah-kisah Osama bersama mitra-mitra internasionalnya. Dengan kata lain, Clarke dan O’Neill sedang membentuk cara pandang dunia terhadap apa yang dijulukinya ‘teroris’

Berbagai element dari legenda 9/11 dibentuk dengan bantuan sejumlah pemain-pemain internasional : melalui intelijen Pakistan – ISI (organisasi yang sangat dekat dengan CIA dan intelijen Inggris), Taliban dipersenjatai dan berhasil dipasangkan sebagai penguasa setempat bumi Afghanistan; di bawah pengawasan Intelijen Jerman, pimpinan pembajak pesawat pada tragedi 9/11, Mohamed Atta mampu mempersiapkan sel Hamburg, kelompok konspirator dan berbagi tempat dengan agen senior Al-Qaeda Ramzi Binalshibh; atas kewenangan Perancis, khususnya Hakim Jean-Louis Bruguiere (rekan O’Neill), Zacarias Moussaoui – tertangkap Agustus 2001, dan pimpinan senior Al-Qaeda Abu Zubaydah (“ikan besar” pertama yang ditangkap Maret 2002), dapat mempersiapkan agenda rahasianya menciptakan legenda 9/11.

Inggris pun turut berperan, negeri Mr Bean ini menjadi poin transit utama, pusat pendidikan, sekaligus sumber-sumber bukti penting yang menuju para pembajak dan berbagai agen Al-Qaeda, terutama Omar Saeed, Zacarias Mousssaoui, dan Richard Reid (The Shoe Bomber). Banyak negara-negara yang berperan dalam menggarap elemen-elemen teror 9/11.

Osama sendiri tidak kunjung tertangkap hingga hari ini, disaat publik internasional meyaksikan getolnya perburuan pimpinan Al-Qaeda itu. Publik tersamarkan pandangannya dari sebuah informasi penting : Osama telah wafat !.

Koran New York Times, 11 Juli 2002 menulis, “Dengan ego setinggi gunung Everest, Osama tidak mungkin terus diam begitu lama. Dia selalu ingin memperoleh keuntungan bahkan dari hal yang tidak pernah dilakukannya. Apakah dia akan tetap bisu selama sembilan bulan dan tidak menyuarakan keberadaannya ?”

Seorang pejabat Taliban yang tidak mau disebutkan namanya menyatakan bahwa dirinya telah menghadiri pemakaman Osama di Tora Bora sepuluh hari lalu. Dia menyebutkan setidaknya 30 pejuang Taliban, kerabat dan rekan-rekan dekat Osama menghadiri upacara pemakaman. Selanjutnya ditegaskan bahwa sangat sulit melacak kembali makam Osama, karena sesuai tradisi Wahabi, makam seorang muslim tidak boleh memiliki ciri atau bangunan apa pun.

Osama meninggal karena komplikasi paru-paru, sebagian menyebutkan dia menderita Hepatitis C. CNN menyebutkan Osama menderita diabetes, tekanan darah rendah dan terluka di kakinya. “Dia kekurangan cairan, dan sakit ginjal.” Kabar meninggalnya Osama pun ditegaskan oleh Presiden Pervez Musharraf, diduga ia meninggal pada bulan Desember 2001.

Kiri: Osama dalam keadaan sehat. Kanan, video 27 Desember 2001, terlihat gambar Osama yang sakit.

Fihak intelijen Israel pun turut memastikan kematian Osama bin Laden sembari menegaskan pewaris Al Qaeda telah dipilih untuk meneruskan teror. Karenanya, Intelijen Israel menyatakan surat dari Osama yang dipublikasikan diyakini adalah palsu atau bukan ditulis Osama.


Samping : Berita duka yang dimuat buletin Mesir Al-Wafd, 26 Desember 2001 Vol. 15 No. 4633.

Disebutkan Osama telah wafat 10 hari yang lalu.

Berikut beberapa pernyataan yang menyebutkan Osama telah mati :

Hamid Karzai – Presiden Afghan (CNN) : “Osama bin Laden mungkin telah mati, tetapi mantan pimpinan Taliban Mullah Omar masih hidup.”

Dale Watson – Ketua Kontra Terorisme FBI, (BBC) : “Saya pikir Osama bin Laden mungkin telah mati.”

Template by : kendhin x-template.blogspot.com